Essay Tugas Perkembangan Peserta Didik



Perkembangan Peserta Didik
Dra. Evita Adnan
MP B/2014

Nama Kelompok :
Alvyn Naufal Mahmaris      (1445143176)
Nur Aini Nilam Sari             (1445143175)
Sella BR Sembiring                        (1445145539)

Pembahasan: Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson pada Tahap 4 dan 5

Ø  Erik Erikson : Perkembangan Psikososial

Erik Erikson lahir pada tahun 1902 di Frankfurt, jerman. Erikson belajar psikoanalisis pada freud maupun pada ahli psikoanalisis lainnya seperti Anna Freud. Walaupun Erikson tetap menerima teori Freud sebagai dasar, namun ia memodifikasi beberapa gagasan Freud dan tampil sebagao Neo-Freudian. (Freud baru).

Ø  Perkembangan Psikososial

Erikson sangat menekankan pandangannya yang menyatakan bahwa anak adalah mahkluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif. Yang slalu berupaya untuk mengontorol lingkungannya dan anak bukanlah mahluk yang pasif yang mau begitu saja di bentuk oleh kedua orang tuanya. (Erikson, 1963,1972 dalam Shaffer, 1989 :48). Jadi, teori perkembangan ini psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi.
Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Ialah perasaan sadar yang kita kembangan melalui interaksi sosial. Menurutnya, perkembangan ego slalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori erikson disebutu sebagai teori perkembangan psikososial.
Erikson membagi seluruh rentang kehidupan manusia dalam delapan tahap. Menurutnya, semua manusia paling tidak akan menghadapi delapan macam krisis atau konflik selama hidup mereka. Tahap tahapnya ialah :
1.    Tahap 1   : basic trust versus mistrust (kepercayaan lawan curiga)
2.    Tahap 2   : autonomy versus shame and doubt (otonimi lawan malu dan ragu-ragu)
3.    Tahap 3   : initiative verus gulit (inisiatif lawan bersalah)
5.    Tahap 5   : Identity and repudiation versus identity diffusion (identitas dan penolakan lawan terburainya identitas)
6.    Tahap 6   : intimacy and solidarity versus isolation (keintiman dan solidaritas lawan pengucilan diri)
7.    Tahap 7   : generativity versus stagnation and self-absorption ( perasaan ingin berkarya lawan perasaan mandeg)
8.    Tahap 8   : integrity versus despair (integritas lawan putus asa)

Di dalam pembahasan ini, kita akan lebih jauh menelisis tentang tahap 4 dan 5. Dimana pada tahap itu, seorang anak sudah mulai belajar mengenal tugas tugas perkembangannya selama di tahap itu. Mereka sudah mulai percaya diri bahwa ia akan berhasil. Lalu, anak akan mulai mempertanyakan “jati diri”nya. Anak akan mecari identitas dirinya. Setelah sudah menjalankan tugas-tugas perkembvangan anak pada saat usia sebelumnya. Untuk itu, kelompok kami akan memaparkan lebih dalam dan lebih menyeluruh.

a). Psikososial tahap 4
industry versus inferiority
Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) ditingkat ini anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil melalui tuntutan tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri. Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha yang sangat baik pada tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi.
Menurut Erikson, anak pada tahap ini belajar mengenai tugas tugas perkembangan yang bertujuan menyiapkan anak menjadi orang dewasa di masyarakat. Pada masyarakat tertentu, anak seusia ini mulai dilatih untuk bertani, berburu dll. Yang mana tugas perkembangan anak itu antara lain :
-Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan; bermain sepak bola, loncat tali, berenang.
-Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
-Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
-Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
-Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, berhitung
-Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
-Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai social
-Memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
-Membentuk sikap terhadap kelompok social dan lembaga-lemabaga

b). Psikososial tahap 5
identity and repudiaton versus identity diffusion
Tahap ini merupakan tahap adolense (remaja), dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut. Karena pada tahap ini, terjadi “puncak pencarian” identitas diri. Pertanyaan “siapa saya” yang timbul dalam diri remaja, sebetulnya berkaitan dengan peran yang di harapkan masyarakat terhadap remaja.
Keberhasilan remaja dalam memperoleh peran, dan keberhasilannya dalam melaksanakan tugas akan memberikan identitas tertentu bagi dirinya. Namun ada hal yang akan mengganggu perkembangan ini, jika ia tidak bisa melakukan pengembangan identitas diri ini, yaitu masalah Krisis Identitas adalah suatu keadaan dimana identitas dari individu/seseorang yang tidak jelas. Sasaran yang terjadi adalah pada anak remaja umur 14-15 tahun, dimana pada masa ini dipengaruhi oleh faktor hormonal yang biasa disebut masa gejolak/badai topan. Masa-masa ini masa anak ingin terlepas bebas dan masih ketergantungan. Apabila masa ini tidak diperhatikan maka anak akan melarikan diri ke peer group (teman sebaya). Pengaruh teman sebaya biasanya kenakalan remaja. Pada masa ini yang perlu ialah pengawasan atau nasehat orang tua. Karena itu, krisis identitas hanya dapat diatasi bila si remaja berhasil memperoleh peran yang sesuai dengan tuntutan dirinya dan selaras dengan harapan masyarakat.

Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Stuart dan Sundeen, 1991). Identitas diri adalah komponen dari konsep diri yang memungkinkan individu untuk memelihara pendirian yang konsisten dan karenanya memungkinkan seseorang untuk menempati posisi yang stabil di lingkungannya (Rawlins et al, 1993).

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya (Keliat, 1992). Salah satu dasar persepsi seseorang terhadap kecukupan peran yang diterimanya adalah ego yang menyertai peran, berkembang sesuai dengan harga diri. Harga diri yang tinggi adalah hasil dari pemenuhan kebutuhan peran dan sejalan dengan ideal diri seseorang (Stuart dan Laraia, 2005).












Daftar Pustaka
Hurlock, Elizabeth .B , 1980, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga) hal 10
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
http://e-medis.blogspot.com/2013/06/masalah-tingkah-laku-dan-krisis.html
psikologi.net/erik-erikson/
en.wikipedia.org/wiki/Erik_Erikson
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/pengertian-identitas-diri-self-identity.html
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA49&dq=bab+ii+teori+teori+psikologi+perkembangan+psikososial+erik+erikson

Komentar

Postingan Populer