Bab Kosong: Aku Yang Kelam

PADA SUATU sering, kau adalah orang yang jauh tertinggal. Langkah yang kau jalani kau putar-balikan lagi. Setiap ada kawan atau keluarga yang menyadarkan, kau seperti batu yang dianugerahi indera pendengaran. Percuma saja meyakinkanmu, kalau apa yang kau lakukan adalah kebenaran yang kau ciptakan sendiri. Maka di saat itulah, tidak sedikit setan yang berbangga hati menjerumuskan dirimu. Bersedihlah kamu ada di sisi makhluk paling keji di semesta ini.

Lantas kamu--yang sok-sokan paling berbudi, merasa malu dengan waktu. Karena setiap apa yang kau perbuat, waktu merasa tidak sudi memberimu celah. Celah untuk kau kembali ada di jalur-Nya. Celah itu adalah kesempatan yang sengaja diberikan bukan semata-mata karena kasihan. Namun celah itu memiliki alasan tentang bagaimana kau mensyukuri hidup. Apa yang kau 'kan pilih? Jika seandainya hidup yang kau jalani memang membebaskanmu untuk memilih. Namun pahamilah, dari apa yang menjadi pilihanmu, barangkali itu yang membuatmu semakin tidak bercelah untuk menjadi baik. Nauzubillah min zalik.

Maka bulan ini, bukan hanya bulan Mei dalam kalender Masehi, yang selalu kita eja bersama saat masih sekolah. Tapi menangislah jika ini adalah bulan terakhirmu. Menangislah jika ini adalah bulan di mana semua cara menuju baik terbentang luas, di mana saat itu hanya sedikit manusia yang merugi di muka bumi. Maka menangislah jika bulan ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali dekat dengan Allah. Dan luluh-lantahkan sudah tangisanmu jika kau sadar, bahwa 30 hari dalam sebulan adalah waktu yang sempit, bahkan sangat sempit dibanding sebelas bulan yang lain.

Maka mampukah kau tengok ke belakang, sekadar melihat kamu yang kelam? Jika lehermu selalu kau selimuti kesombongan. Sementara kepalamu selalu kau ikat dengan kemunafikan.

Kumohon sudahilah.
Sudah tidak ada waktu lain untuk kembali jika ini adalah bulan di mana kau akan berpulang. Sudahilah persiapan apapun selain persiapan menuju rumah-Nya: saat kau diciptakan dan dilahirkan di muka bumi dengan keadaan suci, lantas apa yang memuliakan dirimu untuk kembali suci menghadap Sang Ilahi?

#menangkapmu
#30haribersyukur
#akuyangberkaca

Komentar

Postingan Populer