Coretan #6: Karsa
Saat kau disibukkan dengan rutinitas yang membuat dirimu tidak bisa bergerak bebas, mengikatmu lamat-lamat seperti simpul jebakan yang terlihat menawan namun membuatmu tertawan. Kau terjebak dalam waktu yang bergulir seperti roda mobil di jalan tol, tanpa bisa kau kontrol.
Kau terhanyut bersama kelelahan tatkala senja melabuhkan lembayungnya pada mata sayumu yang bekerja seribu satu malam, tak ada nikmatnya sama sekali karena kedua pelupukmu tetiba bertemu.
Kini kau diajak ke dalam sebuah ruang, dinamakan kapsul waktu. Kau dijanjikan dapat hidup bahagia, kau diiming-imingkan akan memiliki segalanya: harta, jabatan, masa depan gilang-gemilang. Kau pun merasa senang bukan kepayang. Merasa yakin bahwa inilah balasan bagi orang-orang yang berdedikasi tinggi kepada perintah: berjalan sesuai arah. Di mana kau sendiri tidak mengetahui jika sebentar lagi setiap detikmu akan sia-sia terbuang. Kau akan binasa dan menghilang.
Memang kapsul waktu akan membawamu ke masa impian. Tapi agaknya itu tidak mengubah masa mudamu yang melulu angan. Sepertinya kau lupa pada kiat tersirat dari buku-buku yang saban hari kau baca kala masih haus-hausnya.
Saat itu kaulah singa yang mengaum di tengah-tengah kawanan banteng. Kau tumbuk ketakutan dengan keberanian. Kau dinamis, agresif, kuat, dan berpendirian. Tidak ada senjata lain yang kau miliki kecuali sebuah kekuatan yang mampu mendorong makhluk hidup untuk berkehendak. Sampai ketika kau berdikari di antara kawanan itu, kau tetap yang dicari-cari matahari, walau tahu akan mati terinjak oleh kawanan banteng yang tengah bermigrasi.
Beritahu aku, kenapa mudamu berakhir dengan tragis di dalam kapsul waktu bodoh ini. kenapa kau mengaku telah menyelesaikannya padahal kau belum melakukan apa-apa. Kau kemanakan semangat mudamu: sesuatu yang belum tersulut tetapi telah berkobar?
Beritahulah aku!
Beritahulah aku!
Komentar
Posting Komentar