KESATU: Iseng-Iseng (Bebas) Berhadiah

Jarum jam dinding rumah berputar begitu cepat setiap menit. Diiringi oleh tempo degupan jantung yang seirama, "Jedag.dag.dug.dug.dag..dag.dag..dagdug". Jelas waktu mengajakku untuk segera menyudahinya. Pada bagian lenganku-area jemari-sudah mulai linu, namun otak dan kemauanku agaknya berjarak dengan bagian tangan dan seterusnya. Tidak tahu apa sebab-musababnya, aku asyik saja memainkan telepon genggam sambil mengutak-atik layar dan fitur: memijit tombol ok; next-ok-install; lalu upload; bertemu loading; l-o-d-i-n-kh (agak kesel karena lama); lanjut ok; dan delete; dan itu jauh dari kata 'kelar'.

Begitulah keisengan anak muda (agak) norak sepertiku, yang baru tahu beberapa wahana untuk membuat sebuah rekaman audio dari video. Hampir 180-190 menit waktu yang terkuras hanya untuk mengakali editan berbentuk video biar mudah didengarkan saja tanpa mesti ada visualnya. Dan nantinya akan diunggah ke dalam wahana SoundCloud. Asyik. Nyoba ngejajal yang beginian ternyata seru juga.

Dibandingkan harus keluar rumah, lebih baik di rumah teman, kan? (Hah?) ya intinya berada di dalam rumah. Karena aku tahu cuaca tidak bersahabat di luar sana. Aku juga tahu pasti di luar lagi hujan. Padahal aku bukan peramal cuaca. Kok aku bisa tahu? Jelas tahu.
Pertama; untuk apa keluar rumah tanpa tujuan yang jelas pukul empat-lewat-empat-belas pagi, coba. Kedua; jelas aku tahu di luar hujan, wong sedari tadi rinainya mengetuk-ngetuk genteng rumahku, "Tik.tik.tik.ti-ti-ti-trirtirtiritikk..tbbtitkkrntikktbbtirkktibtikk...", suara rintikannya dari yang ringan sampai menjadi berat begitu, aneh. Dan yang ketiga; aku belum menunaikan ibadah sholat subuh, belum tidur dan belum menikah. Makanya aku berpikir tidak mau ambil resiko bilamana ada hal mengerikan terjadi saat aku keluar rumah, pada jam empat-lewat-empat-belas pagi, tanpa tujuan jelas, dan menari-nari tarian ala telenovela atau Bollywood punya di bawah rinaian air hujan yang bulir-basahnya sanggup menelusuri seluruh sisi permukaan wajahku, untuk apa. Tapi, kalau sama kamu, beda lagi.

Pada pertimbangan itu aku memilih terjaga di dalam rumah, mengutak-atik layar telepon genggamku, mengerjakan keisengan yang sebenarnya perdana buatku. Iya, membuat Podcast. Hm, P-o-d-c-a-s-t? Untuk hal ini sebaiknya kalian bisa mencari informasinya di laman terakurat dan terpercaya, daripada mendapatkan infonya malah dari tulisan ini. Dari penulisnya. Dijamin, percuma.

Dan bicara perdana, beberapa hari lalu aku dikasih info lowongan 'menulis bebas hadiah' dari kawanku. Agak sedikit tertantang si. Panik. Parno. Parto. Patrio. Apaansih. Yang jelas daya tantang ada pada seberapa besar kamu menghargai proses, waktu, momen, perjalanan, tempat, ingatan, seseorang, atau semua hal yang kamu temui dan rasakan, dan pastinya seberapa kamu bisa bersyukur atas kesempatan hidup yang telah diberikan Tuhan.



Untuk kesatu, aku agak sedikit ngablu, tapi yang penting ngena dan nganu. Mudah-mudahan. Sampai jumpa di episode selanjutnya, yah.

Komentar

Postingan Populer